Apa yang anda Cari? Coba ketikkan di Sini:

Rabu, 13 Juli 2011

Cinta dan Motivasi

Cinta dan motivasi jelas memiliki hubungan yang erat. Cinta adalah motivasi yang paling kuat. Cinta adalah penggerak hati, pikiran, dan tindakan. Seseorang akan merasa tergerak hatinya saat sesuatu yang dicintainya disebutkan. Cinta menggerakan pecinta untuk mencari yang dicintainya.

Objek cinta itu begitu banyak. Mereka adalah ujian bagi kita semua. Cinta terhadap lawan jenis, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap harta benda, cinta terhadap tanah air, dan cinta terhadap hal-hal lainnya.

Namun tahukah bagi Anda, bahwa cinta itu adalah tawanan?
Cinta Itu Adalah Tawanan

Apa yang dimaksud bahwa cinta itu adalah tawanan? Siapa yang ditawan? Cinta menawan hati. Sebab hati akan tunduk demi mengejar apa yang dicintainya. Banyak sekali orang yang rela melakukan apa pun demi yang dicintainya. “Gunung kan kudaki, lautan akan kusebrangi.” begitu kata syair yang menggambarkan bagaimana hati tertawan oleh cintanya kepada kepada seorang gadis pujaan. Lihatlah… banyak orang yang melakukan segala cara untuk mendapatkan harta dan jabatan. Yang haram dihalalkan, apa pun dilakukan demua cintanya kepada harta dan jabatan.

Cinta selalu menggerakkan hati pada apa yang dia inginkan. Keinginan diri inilah yang disebut dengan hawa nafsu. Sehingga dengan cinta ia menjadikan hatinya sebagai tawanan hawa nafsu, mengikuti apa yang dikatakan hawa nafsu dan menjadikan hawa nafsu dengan pimpinannya dalam hidup. Sehingga masuklah dia ke dalam fintah syahwat, yang menghalangi hatinya dari petunjuk dan rahmat.
Kemerdekaan Itu Datang Dari Tauhid

Tauhid membebaskan hati ini dari tawanan hawa nafsu. Bebas dari tawanan cinta harta, jabatan, popularitas, anak, lawan jenis, dan objek cinta yang berasal dari hawa nafsu. Bukan berarti, kita tidak lagi mencintai mereka. Namun, dengan kehadiran tauhid, maka hawa nafsu sudah bisa ditundukan, sehingga cinta kita tidak lagi hanya digerakan oleh hawa nafsu, tetapi digerakan oleh cinta kita kepada Allah sebagai konsekuensi tauhid.

“Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Anda akan terbebas dari kesedihan yang tidak perlu. Seseorang yang melakukan hal-hal yang dilarang agama demi cintanya, artinya belum ada tauhid pada dirinya, setidaknya masih sedikit. Orang yang hatinya sudah dipenuhi dengan cinta kepada Allah, tidak mungkin menduakan cintanya dengan sesuatu yang rendah. Tidak mungkin meninggalkan Allah (yang dicintainya) demi cinta kepada selainnya.

Kita boleh mencintai lawan jenis, namun kita tidak akan pernah melakukan yang dilarang seperti mendekati zina bahkan melakukan zina, bunuh diri, durhaka kepada orang tua, dan perbuatan munkar lainnya. Sebab perbuatan-perbuatan tersebut dimurkai oleh cinta sejati kita, yaitu Allah SWT. Begitu juga, cinta kita kepada keluarga, harta, jabatan, dan objek cinta lainnya tidak akan menggerakan kita untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT sebagai cinta sejati kita. Share

Arti Hidup

Dalam berbagai literatur, video, audio, atau pun dalam seminar, mungkin Anda pernah mendapatkan materi tentang arti hidup. Para motivator atau ahli pengembangan diri mengatakan bahwa memahaminya adalah langkah penting dalam menggapai sukses. Saya setuju, bahkan bukan hanya sukses dunia, tetapi sukses duni akhirat jika kita memahaminya dengan benar.

Ada satu hal penting yang harus kita perhatikan disini. Saat si motivator atau trainer memandu Anda menemukan arti hidup. Betulkah akan dipandu ke arti hidup yang sesungguhnya? Jangan main-main dengan ini, sebab hidup kita di dunia akan menentukan hidup kita di akhirat.
Adakah Nilai-nilai Universal?

Saya selalu bertanya dengan apa yang disebut dengan nilai-nilai universal. Katanya, nilai-nilai yang diterima oleh semua agama. Apa yang salah? Mungkin, seseorang bisa mengumpulkan nilai-nilai yang diterima oleh semua agama. Artinya dia mengeliminir nilai-nilai yang hanya diterima oleh suatu agama, termasuk agama Islam. Jadi, saat kita hanya mengambil nilai-nilai universal, maka kita tidak akan mendapatkan nilai-nilai Islam secara utuh atau secara integral.

Nilai-nilai yang kita anut, akan menentukan hidup kita. Saat nilai yang kita anut tidak utuh, maka hidup kita pun menjadi tidak utuh. Hal ini, jika kita hanya mengandalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para trainer atau motivator yang katanya memberikan nilai-nilai universal. Saya tidak melarang Anda belajar kepada mereka, tetapi jangan cukup sampai disana. Kita harus mau melihat cara hidup sesuai dengan panduan kita sebagai Muslim.
Arti Hidup Menurut Islam

Agar kita tidak memahami arti hidup secara dangkal, kita harus kembali memahaminya dari sumber atau rujukan yang benar, yaitu Al Quran dan Hadits shahih. Tentu saja, jika kita menggalinya lebih dalam menurut Al Quran dan Hadits akan menjadi pembahasan yang panjang. Yang akan saya tekan disini ialah, kita jangan menyerahkan pemahaman dari sumber yang tidak jelas tidak pasti. Pemahaman yang salah bisa mengubah kehidupan kita, bahkan kehidupan kita nanti di akhirat.

Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)

Ibadah… inilah arti hidup sesungguhnya. Share

Urgensi Berpikir

Berpikir adalah pekerjaan kita sehari-hari. Namun sayangnya, kebanyakan manusia hanya menggunakan sedikit sekali potensi berpikir. Padahal berpikir adalah kunci menuju sukses dan kebahagiaan. Bahkan, masih banyak orang yang belum mengerti proses berpikir tersebut. Dalam Al Quran, ada banyak kata yang kita artikan berpikir. Mengapa banyak? Karena memang masing-masing memiliki makna dan proses yang berbeda. Sejauh mana kita mengetahui cara berpikir? Jika caranya saja kita belum mengerti, bagaimana kita bisa melakukannya? Dan, kenapa harus report memikirkan tentang berpikir?

Berpikir adalah menghadirkan dua pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan ketiga. Disebut tafakkur karena dalam semua proses itu menggunakan dan menghadirkan pikiran. Namun, berpikir tidak hanya disebut dengan istilah tafakur saja, masih ada istilah lain yang perlu kita fahami masing-masing agar kita mampu berpikir lebih baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kita.

Dan, disebut tadzakkur karena menghadirkan ilmu yang harus diingat-ingat setelah terlupa dan hilang.
Disebut nadhar karena melihat dengan mata hati pada hal yang dipikirkan.
Adapun disebut ta’ammul karena mengulang-ulang pikiran sampai terlihat jelas dan terbuka bagi hatinya.
Sementara itu, disebut i’tibar (wazan ifti’al dari kata ‘ubur yang berarti menyeberangi) karena dia menyeberang dari suatu hal ke hal yang lain; dia menyeberang dari hal yang dipikirkannya menuju ke pengetahuan ketiga. Yang disebut dengan pengetahuan ketiga ini adalah tujuan dalam i’tibar itu.
Oleh karenanya, hal itu pun disebut sebagai ‘ibrah. Kata Ibrah mengikuti wazan isim haal seperti kata jalsah, rikbah dan qitlah. Ini untuk menunjukkan bahwa ilmu dan pengetahuan telah menjadi haal (karakter) bagi pemiliknya.
Disebut tadabbur karena merupakan perenungan tentang akibat dan akhir suatu perkara.Jadi, arti mentadaburi suatu kalimat adalah memikirkannya dari bagian awal sampai akhir, kemudian mengulang-ulangi perenungannya. Oleh karena itu, bentuknya mengikuti wazan tafaa’ul, seperti tajarru’, tafahhum, dan tabayyun.
Dan disebut istibshar, wazan istif’al dari kata tabasshur yang berarti jelas dan tersingkapnya sesuatu hal di depan bashirah (mata hati).

Baik tadzakkur maupun tafakkur punya faedah masing-masing. Tadzakkur berarti hati mengulang-ulang apa yang diketahuinya agar tertanam dengan kuat di dalamnya, sehingga tidak terhapus dan pudar dari dalam hati secara keseluruhan. Adapun tafakur berarti memperbanyak ilmu dan mencari apa yang belum ada di hati. Jadi tafakur itu gunanya mencari ilmu dan tadzakkur berguna untuk menjaganya.

Jadi, tafakkur dan tadzakkur adalah benih ilmu. Saling bertanya adalah siramannya, dan mudzakarah adalah pembuahannya.

Kebaikan dan kebahagiaan itu tersimpan di dalam sebuah gudang, kuncinya adalah tafakkur. Jadi harus ada tafakkur dan ilmu. Apabila dari proses itu kemudian hati memperoleh ilmu, maka setiap orang yang melakukan suatu hal yang baik atau buruk pasti ada satu kondisi di hatinya yang terwarnai oleh ilmunya. Kondisi itu melahirkan iradah (kehendak), dan iradah melahirkan amal.

Sampai di sini ada lima hal:

berpikir,
buahnya, yaitu ilmu,
buah dari keduanya, yaitu keadaan yang terwujud bagi hati,
buah yang ditimbulkannya, yaitu iradah, dan
buah iradah, yaitu amal.

Dengan demikian, ilmu adalah titik permulaan dan kunci segala kebaikan.

Hal ini tentu membuktikan keutamaan dan kemuliaan tafakkur. Hal itu juga membuktikan bahwa tafakkur tergolong amal hati yang paling utama dan paling bermanfaat bagi hati itu sendiri; sampai dikatakan, “Tafakkur sesaat lebih baik dari ibadah setahun.” Hanya berpikir yang dapat mengubah seseorang dari matinya kecerdasan kepada hidupnya kesadaran, dari kebencian kepada cinta, dari rakus dan tamak menjadi zuhud dan qana’ah, dari penjara dunia ke cakrawala akhirat, dari sempitnya kebodohan ke lapangnya ilmu, dari penyakit syahwat dan cinta kehidupan fana ini ke sehatnya taobat kepada Allah dan mengesampingkan dunia, dari musibah buta, tuli, dan bisu ke nikmat melihat, mendengar, dan paham tentang Allah. Juga dari penyakit-penyakit syubhat (keraguan) ke sejuknya keyakinan dan tenteramnya dada.

[Sumber: Kunci Kebahagiaan, karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Penerbit Akbar Media Aksara]

Mudah-mudahan kita menjadi umat yang mau berpikir dengan sebaik-baiknya sehingga bisa mendapatkan manfaatnya yang luar biasa. Share

Mengatasi Malas Akibat Setan

Untuk bisa mengatasi malas kita harus tahu penyebabnya. Salah satu penyebab malas beraktifitas ialah karena adanya godaan setan. Saat kita tidur, setan mengikat tengkuk manusia. Kita harus bisa melepaskan ikatan tengkuk tersebut, jika tidak maka seharian kita akan malas berkatifitas.

Beruntunglah bagi seorang Muslim, sebab obatnya ternyata ada pada ibadah-ibadah yang biasa dilakukan oleh seorang Muslim. Jika kita melakukan ibadah seperti biasa, sebenarnya kita bisa telepas dari malas yang disebabkan oleh setan ini. Bagaimana caranya?

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan dan syaitan mengikatkannya sedemikian rupa sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya lalu (dikatakan) kamu akan melewati malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak.

Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudhu’ maka lepaslah tali yang lainnya dan bila ia mendirikan shalat lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa.

Namun bila dia tidak melakukan seperti itu, maka pagi harinya jiwanya merasa tidak segar dan menjadi malas beraktifitas“. (HR.Bukhari)

Jadi, jika Anda ingin semangat dipagi hari

Ingatlah Allah
Berwudlu
Mendirikan shalat.

Bukankah itu pekerjaan kita sehari-hari?

Mari kita semua berdo’a agar terhindari dari kemalasan, seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Mu’tamir berkata aku mendengar bapakku berkata aku mendengar Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdo’a:

“ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WAL JUBNI WAL HAROMI WA A’UUDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL QOBRI”

(“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, malas, pengecut dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa qubur”). (HR. Bukhari)

Oh yang, saya juga sudah menyiapkan audio untuk mengatasi malas. Share

Rahasia Sukses Dunia dan Akhirat

Orang yang tidak tahu rahasia sukses ini mengatakan,

“Buat apa repot-repot menolong orang lain, bahkan di negara lain, padahal kita sendiri susah?”

Dia tidak tahu rahasia sukses ini! Sayang sekali, padahal sangat ampuh jika mau mengaplikasikannya. Rahasia sukses ini tidak mungkin salah. Bukan hanya sukses di dunia saja, tetapi sukses juga di akhirat. Insya Allah. Mau tahu? Jangan hanya mengetahuinya saja, tetapi juga mengaplikasikannya. Termasuk saya sendiri. Yuk kita pelajari.

Kita akan sukses jika kita mau mengaplikasikannya. Supaya sukses dunia akhirat, ada satu kunci yang harus ada saat mengaplikasikannya, yaitu ikhlas. Tanpa keihlasan, Anda mungkin sukses, tetapi hanya di dunia saja. Tapi jika ingin sukses di akhirat juga, maka keihlasan adalah harga mati. Ikhlas adalah syarat utama sebuah amal mendapatkan balasan dari Allah.

Rahasia-rahasia sukses itu ada pada hadist dibawah ini:

Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami Al A’masy dan Ibnu Numair telah mengkabarkan kepada kami Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Barangsiapa meringankan seorang mukmin dari kesulitan di dunia maka Allah akan meringankan baginya kesulitan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa memudahkan bagi seorang yang kesusahan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat, dan Allah akan menolong seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya. Barangsiapa meniti jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga, dan tidaklah suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, dan mempelajarinya dengan sesama mereka kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dilimpahkan kepada mereka rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya. Dan barangsiapa diperlambat oleh amalnya maka tidak akan bisa dipercepat oleh nasabnya.” (HR Ahmad No 7118)

OK, akan saya rangkumkan dibawah ini.
Rahasia sukses itu adalah:

meringankan seorang mukmin dari kesulitan di dunia
menutupi aib seorang muslim
memudahkan bagi seorang yang kesusahan
mau menolong saudaranya
menuntut ilmu
membaca kitab Allah

Tentu saja, masih ada yang lainnya jika kita mau menggali Al Quran dan hadits lainnya.
Apa manfaat dari rahasia sukses diatas?

Berikut adalah rangkuman manfaat dari mengaplikasikan keenam rahasia sukses diatas:

Allah akan meringankan baginya kesulitan di hari kiamat
Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat
Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat
Allah akan menolong
Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga
Allah akan memberi rahmat

Jika Allah sudah berkehendak, siapa yang akan mampu menghalanginya? Bukankah ini rahasia sukses yang dahsyat? Share

Jangan Seperti Keledai Atau Lebih Parah

Pernahkan Anda mendengar pepatah yang mengatakan “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.” Pepatah ini adalah suatu ungkapan kebodohan seseorang yang tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama. Padahal, Nabi Muhammad saw. melarang kita berperilaku seperti keledai dari hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama. (Shahih Muslim No.5317).

Bagaimana dalam kenyataannya? Ternyata banyak yang lebih parah, yaitu orang yang jatuh berkali-kali pada lubang yang sama, lebih dari dua kali. Disisi lain, banyak orang yang merasa tidak pernah jatuh dan dia merasa pintar. Padahal dia tidak jatuh sebab dia berada di lubang sehingga tidak mungkin jatuh lagi, kecuali ada lubang di dalam lubang.

Kasus yang pertama bisa terjadi dengan tiga kemungkinan

Dia tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya. Orang seperti tipe orang yang tidak mau menggunakan akal dan tidak mau belajar. Dia akan lebih fokus menyalah orang lain atau keadaan ketimbang mencari akar pemasalahan yang selalu ada pada dirinya.
Dia tidak tahu kesalahan yang di lakukan. Biasanya jika penyebab kesalahan tidak nampak, ini sering terjadi jika penyakitnya ada di mindsetnya. Dia mungkin melakukan perbaikian, tetapi tidak pada mindsetnya, maka perbaikannya akan sia-sia saja.
Dia tahu kesalahannya tetapi tidak melakukan perubahan. Ada orang seperti ini, kadang saya bingung menjelaskannya. “Koq ada sich orang kaya gini?” Mungkin, karena malas saja. Penyebab lainnya ialah kesalah pahaman terhadap takdir, dia katakan kalau dia hidup seperti itu sudah takdir. Tidak ada yang bisa diubah.

Kasus kedua adalah orang yang sebenarnya dia berada di dalam lubang. Dia tidak merasa jatuh sebab sudah ada dibawah lubang. Penyebabnya karena tidak sadar kalau dia sebenarnya berada dibawah. Mengapa sampai tidak sadar? Mungkin karena wawasan yang kurang. Dia kira kehidupan dia sudah baik dan wajar sehingga tidak perlu beranjak.

Untuk menghindari supaya kita tidak menjadi seperti keledai atau lebih parah maka kita perlu terus meningkatkan diri. Mulai meningkatkan wawasan, keterampilan, dan yang paling penting ialah pola pikir kita. Jangan pernah merasa sudah cukup, sebab itu sebuah kerugian. Jadikan, hari ini lebih baik dari hari kemarin. Share

Obat Penyubur

Obat Penyubur

Seorang lelaki mendatangi dokter mengeluhkan isterinya yang sudah lama belum juga bisa memberinya keturunan.

Setelah memeriksa denyut jantung si isteri, dokter berkata:
“Kamu tidak memerlukan obat penyubur. Sebab, berdasarkan pemeriksaan denyut jantung, empat puluh hari lagi engkau bakal meninggal.”

Si isteri merasa ketakutan sekali mendengar keterangan dokter itu. Ia putus asa menjalani sisa kehidupan yang tinggal sebentar lagi. Akibatnya, ia tidak berselera makan dan minum.

Tetapi, sampai batas waktu empat puluh hari yang dikatakan dokter, ternyata ia masih hidup. Merasa penasaran, suaminya lalu menemui dokter untuk menanyakannya.

“Dokter, isteriku belum meninggal,” katanya.
“Aku tahu itu,”jawab dokter. “Bahkan, insya Allah sebentar lagi ia akan mengandung.”

Sang suami yang sebenarnya sudah pasrah atas suratan takdir Allah itu menjadi tidak habis pikir dengan keterangan dokter.

“Apa maksud dokter? Bagaimana itu bisa terjadi?” tanyanya penasaran.
“Begini,” kata dokter, “Dulu aku lihat istrimu kegemukan, banyak lemak yang mengganggu pada bibir rahimnya. Aku sengaja menakutinya dengan kematian supaya ia bisa kurus. Dan temyata berhasil, sehingga sesuatu yang menyebabkan ia tidak bisa melahirkan menjadi hilang.”

Sumber: al lhya’ Ulum al Din, Imam al Ghazali

www.alislamu.com Share

Al-Balkhi dan Si Burung Pincang

Al-Balkhi dan Si Burung Pincang

Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak.

Pada suatu hari, al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran, mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di masjid langsung bertanya kepada al-Balkhi, sahabatnya. “Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?”

“Dalam perjalanan”, jawab al-Balkhi, “aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera membatalkan perjalanan”.

“Keanehan apa yang kamu maksud?” tanya Ibrahim bin Adham penasaran.

“Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak”, jawab al-Balkhi menceritakan, “aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati. “Bagaimana burung ini bisa bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya, matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa”.

“Tidak lama kemudian”, lanjut al-Balkhi, “ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat”.

“Lantas apa hubungannya dengan kepulanganmu?” tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera.

“Maka aku pun berkesimpulan”, jawab al-Balkhi seraya bergumam, “bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan rizkiku sekali pun aku tidak bekerja”. Oleh karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang saat itu juga”.

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham berkata, “wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah?”

Al-Balkhi pun langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, “wahai Abu Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik”. Lalu berangkatlah ia melanjutkan perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.

Dari kisah ini, mengingatkan kita semua pada hadits yang diriwayatkan dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya: “Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud ‘alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya sendiri” (HR. Bukhari). Share

Mulailah Bicara

Mulailah Bicara

Ketika hendak melepas pasukan yang akan terjun ke dalam medan pertempuran, seorang jenderal yang dipercaya sebagai komandan menghadap Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Setelah menanyakan tentang keadaan serta persiapan pasukan, Khalifah Mu’awiyah mengajak si jenderal berbincang-bincang sejenak. Namun tiba-tiba si jenderal mengeluarkan suara kentut. Seketika itu ia terdiam malu.

“Ayo, mulailah bicara. Demi Allah, aku lebih sering mendengar suara itu dari orang lain daripada diriku sendiri,” kata Khalifah Mu’awiyah.

Sumber: Ansab al-Asyraf, al-Baladziri Share

Abu Hanifah dan Tetangganya

Abu Hanifah dan Tetangganya

Di Kufah, Abu Hanifah mempunyai tetangga tukang sepatu. Sepanjang hari bekerja, menjelang malam ia baru pulang ke rumah. Biasanya ia membawa oleh-oleh berupa daging untuk dimasak atau seekor ikan besar untuk dibakar. Selesai makan, ia terus minum tiada henti-hentinya sambil bemyanyi, dan baru berhenti jauh malam setelah ia merasa mengantuk sekali, kemudian tidur pulas.

Abu Hanifah yang sudah terbiasa melaksanakan salat sepanjang malam, tentu saja merasa terganggu oleh suara nyanyian si tukang sepatu tersebut. Tetapi, ia diamkan saja. Pada suatu malam, Abu Hanifah tidak mendengar tetangganya itu bernyanyi-nyanyi seperti biasanya. Sesaat ia keluar untuk mencari kabarnya. Ternyata menurut keterangan tetangga lain, ia baru saja ditangkap polisi dan ditahan.

Selesai salat subuh, ketika hari masih pagi, Abu Hanifah naik bighalnya ke istana. Ia ingin menemui Amir Kufah. Ia disambut dengan penuh khidmat dan hormat. Sang Amir sendiri yang berkenan menemuinya.

“Ada yang bisa aku bantu?” tanya sang Amir.
“Tetanggaku tukang sepatu kemarin ditangkap polisi. Tolong lepaskan ia dari tahanan, Amir, ” jawab Abu Hanifah.
“Baikiah,” kata sang Amir yang segera menyuruh seorang polisi penjara untuk melepaskan tetangga Abu Hanifah yang baru ditangkap kemarin petang.

Abu Hanifah pulang dengan naik bighalnya pelan-pelan. Sementara, si tukang sepatu berjalan kaki di belakangnya. Ketika tiba di rumah, Abu Hanifah turun dan menoleh kepada tetangganya itu seraya berkata,
“Bagaimana? Aku tidak mengecewakanmu kan?”
“Tidak, bahkan sebaliknya.” Ia menambahkan, “Terima kasih. Semoga Allah memberimu balasan kebajikan.”

Sejak itu ia tidak lagi mengulangi kebiasaannya, sehingga Abu Hanifah dapat merasa lebih khusyu’ dalam ibadahnya setiap malam.

Sumber: Al-Thabaqat al-Saniyyat fi Tajarun al-Hanafiyat, Taqiyyuddin bin Abdul Qadir al-Tammii Share

Harta Titipan Bani Umayah

Harta Titipan Bani Umayah

Seorang lelaki yang dicurigai menyimpan harta titipan milik dinasti Bani Umayyah dilaporkan kepada Khalifah al-Manshur. Ia segera ditangkap dan dihadapkan kepada sang Khalifah.

“Kami dengar laporan, kamu menyimpan harta titipan milik Bani Umayyah. Sekarang serahkan kepada kami,” kata Khalifah.
“Amirul Mukminin, apakah Tuan pewaris Bani Umayyah?” tanyanya.
“Tidak,”jawab sang Khalifah.
“Atau, mereka sudah memberi wasiat kepada Anda?”
“Juga tidak.”
“Lalu mengapa Tuan meminta aku menyerahkan harta yang ada di tanganku?”

Sejenak Khalifah al-Manshur menunduk tanda ia sedang berpikir. Kemudian sambil mengangkat kepala ia beujar:
“Sesungguhnya para pemimpin dinasti Bani Umayyah suka berlaku zaiim kepada kaum muslimin waktu itu. Selaku khalifah, kami berhak mengurus hak mereka. Jadi, kami bermaksud mengambil hak mereka, lalu kami simpan ke dalam kas negara.”
“Tuan perlu mengajukan bukti yang adil bahwa harta milik Bani Umayyah yang ada padaku adalah milik kaum muslimin yang dirampas secara tidak sah. Sebab, boleh jadi ini adalah mumi milik mereka sendiri.”
“Kamu benar. Kamu memang berhak atas harta itu,” kata sang Khalifah.
“Terima kasih atas pengertian Tuan, Amirul Mukminin.”
“Sekarang apa keperluanmu?”
“Aku ingin Tuan berkenan mempertemukan aku dengan orang yang melaporkan masalah ini kepadamu. Aku merasa penasaran ingin mengetahuinya.”

Permintaan tersebut dikabulkan oleh Khalifah al-Manshur. Begitu dipertemukan, akhirnya jelas bahwa orang yang melaporkan itu adalah budak lelakinya sendiri yang telah cukup lama menghilang, tetapi ia masih ingat dan mengenalinya.
“Dia ini budakku, Amirul Mukminin,” katanya, “Setelah mencuri uangku tiga ribu dinar, ia minggat. Dan, mungkin karena takut aku mencarinya, ia kemudian melaporkan aku kepada tuan yang bukan-bukan.”

Setelah dimintai penjelasan dan ditakut-takuti oleh Khalifah al-Manshur, akhirnya budak itu mengakui semua perbuatannya yang tercela tersebut.
“Kami minta kamu memaafkannya,” kata Khalifah.
“Sudah aku maafkan. Bahkan, aku memerdekakan dia. Selain mengikhlaskan uang tiga ribu dinar yang telah ia curi, aku juga ingin memberinya tiga ribu dinar lagi,” katanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan. Kemudian ia pun beranjak pergi.
Khalifah al-Manshur merasa kagum atas sikap warganya itu seraya berkata,
“Sungguh luar biasa dia!”

Sumber: al-Mustajad min Fa’alat al-Ajwad, at-Tanukhi Share

Wanita Pemerah Susu dan Anak Gadisnya

Wanita Pemerah Susu dan Anak Gadisnya

Pada zaman pemerintahan Umar bin Khaththab hiduplah seorang janda miskin bersama seorang anak gadisnya di sebuah gubuk tua di pinggiran kota Mekah. Keduanya sangat rajin beribadah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Setiap pagi, selesai salat subuh, keduanya memerah susu kambing di kandang. Penduduk kota Mekah banyak yang menyukai susu kambing wanita itu karena mutunya yang baik.

Pada suatu malam, Khalifah Umar ditemani pengawalnya berkeliling negeri untuk melihat dari dekat keadaan hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Setelah beberapa saat berkeliling, sampailah khalifah di pinggiran kota Mekah. Beliau tertarik melihat sebuah gubuk kecil dengan cahaya yang masih tampak dari dalamnya yang menandakan bahwa penghuninya belum tidur. Khalifah turun dari kudanya, lalu mendekati gubuk itu. Samar-samar telinganya mendengar percakapan seorang wanita dengan anaknya.
“Anakku, malam ini kambing kita hanya mengeluarkan susu sedikit sekali. Ini tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan kita besok pagi,” keluh wanita itu kepada anaknya.
Dengan tersenyum, anak gadisnya yang beranjak dewasa itu menghibur, “Ibu, tidak usah disesali. Inilah rezeki yang diberikan Allah kepada kita hari ini. Semoga besok kambing kita mengeluarkan susu yang lebih banyak lagi.”
“Tapi, aku khawatir para pelanggan kita tidak mau membeli susu kepada kita lagi. Bagaimana kalau susu itu kita campur air supaya kelihatan banyak?”
“Jangan, Bu!” gadis itu melarang. “Bagaimanapun kita tidak boleh berbuat curang. Lebih baik kita katakan dengan jujur pada pelanggan bahwa hasil susu hari ini hanya sedikit. Mereka tentu akan memakluminya. Lagi pula kalau ketahuan, kita akan dihukum oleh Khalifah Umar. Percayalah, ketidakjujuran itu akan menyiksa hati.”

Dari luar gubuk itu, Khalifah Umar semakin penasaran ingin terus mendengar kelanjutan percakapan antara janda dan anak gadisnya itu.

“Bagaimana mungkin khalifah Umar tahu!” kata janda itu kepada anaknya. “Saat ini beliau sedang tertidur pulas di istananya yang megah tanpa pernah mengalami kesulitan seperti kita ini?”
Melihat ibunya masih tetap bersikeras dengan alasannya, gadis remaja itu tersenyum dengan lembut dan berkata, “Ibu, memang Khalifah tidak melihat apa yang kita lakukan sekarang. Tapi Allah Maha Melihat setiap gerak-gerik makhluknya. Meskipun kita miskin, jangan sampai kita melakukan sesuatu yang dimurkai Allah.”

Dari luar gubuk, khalifah tersenyum mendengar ucapan gadis itu. Beliau benar-benar kagum dengan kejujurannya. Ternyata kemiskinan dan himpitan keadaan tidak membuatnya terpengaruh untuk berbuat curang. Setelah itu khalifah mengajak pengawalnya pulang.

Keesokan harinya, Umar memerintahkan beberapa orang untuk menjemput wanita pemerah susu dan anak gadisnya untuk menghadap kepadanya. Beliau ternyata bermaksud menikahkan putranya dengan gadis jujur itu.

Sungguh sebuah teladan bagi kita semua, bahwa kejujuran karena takut kepada Allah adalah suatu harta yang tak ternilai harganya. Mungkin ini yang sulit kita dapatkan sekarang. Share

Abu Nawas dan Terompah Ajaib (2)

Abu Nawas dan Terompah Ajaib (2)

Seketika itu juga Abu Nawas menyadari apa yang terjadi. Ia lalu menjelaskan kejadian yang sebenarnya dari awal hingga akhir. Orang-orang pun percaya pada penuturan Abu Nawas. Sebab, selama ini Abu Nawas dikenal sebagai orang yang jujur dan berbudi pekerti baik.

Setelah orang kampung meninggalkan rumahnya, Abu Nawas pun bermaksud untuk mengembalikan terompah ajaib itu kepada pedagangnya di pasar. Setelah berpamitan pada istrinya, ia segera pergi ke pasar untuk menemui si pedagang terompah tersebut. Tak lama kemudian, sampailah ia di pasar dan menemukan pedagang tersebut.

“Assalamu’alaikum!, ucap Abu Nawas memberi salam.
“Wa’alaikumussalam,” jawab si pedagang, “Ternyata Engkau Tuan, bagaimana kabar Anda?”
“Kabar jelek. Aku selalu ditimpa kemalangan,” jawab Abu Nawas.
“Ditimpa kemalangan bagaimana?” tanya pedagang itu penasaran.
“Gara-gara terompah ini, aku terus-menerus ditimpa kemalangan. Padahal, dulu Engkau mengatakan bahwa terompah ini bisa mendatangkan keberuntungan. Aku bisa menjadi orang terkenal dan kaya, tetapi mana buktinya? Malah aku sering kena marah orang kampung karena terompah ini.”
Kemudian ia menceritakan beberapa kejadian yang menimpanya.
“Seingat saya, saya tidak pernah mengatakan seperti itu tuan?” sergah si pedagang tua itu. “Saya mengatakan bahwa bila Tuan mulanya orang yang tidak punya, maka dengan membelinya, Tuan akan menjadi orang yang punya. Buktinya sekarang Tuan telah mempunyai terompah ini dan dikenal oleh orang banyak karena memilikinya.”

Mendengar penuturan pedagang itu, Abu Nawas hanya bisa diam saja. Ia menyadari bahwa dirinya telah salah tafsir. “Tapi?tapi?mengapa terompah ini Engkau katakan terompah ajaib?” tanya Abu Nawas kemudian.
“Oh, itu?” pedagang tersebut menjawab, “Sebab merek terompah itu adalah Ajaib, sebagaimana dinamakan oleh pembuatnya. Jadi, pantaslah bila saya menyebutnya terompah ajaib, sebagaimana kita menyebut ikan ikan mas. Sebab ikan itu berwarna keemasan.”

Sekali lagi Abu Nawas tidak bisa berkata apa-apa mendengar penuturan pedagang itu. Lantas ia mohon diri begitu saja. “Tapi, tunggu tuan!” cegah pedagang itu ketika melihat Abu Nawas bergegas akan pergi.
“Saya ingin mengatakan sesuatu kepada tuan.”Tuan ada sedikit pun rasa percaya bahwa sesuatu selain Allah itu bisa mendatangkan kekayaan atau keberuntungan atau yang lainnya. Sebab, percaya pada sesuatu selain Allah itu bisa membuat kita syirik dan mendapatkan kesusahan baik di dunia maupun di akhirat kelak, buktinya sebagaiman tuan alami. Oleh karena itu, segeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum semuanya terlambat. Sebab, bagaimana pun juga syirik seperti ini jarang sekali bisa kita sadari, kecuali hanya hamba-hamba Allah yang selalu berserah diri kepada-Nya.”

Mendengar penuturan seperti itu, Abu Nawas baru menyadari kesalahannya. Ternyata banyak sekali hal-hal yang bisa membawa kepada perbuatan yang dimurkai Allah. Mulai saat itulah ia sangat berhati-hati kepada hal-hal yang (kadang-kadang tanpa disadari) akan menjerumuskan kita pada perbuatan syirik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Share

Nasihat bagi Penguasa

Mengatakan kebenaran kepada penguasa yang menyeleweng memang perlu keberanian yang tinggi, sebab resikonya besar. Bisa-bisa akan kehilangan kebebasan, mendekam dalam penjara, bahkan lebih jauh lagi dari itu, nyawa bisa melayang. Karena itu, tidaklah mengherankan ketika pada suatu saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya oleh seorang sahabat perihal perjuangan apa yang paling utama, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Mengatakan kebenaran kepada penguasa yang menyeleweng.”

Demikian sabda Tasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang dikisahkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i, Abu Daud, dan Tirmidzi, berdasarkan penuturan Abu Sa’id al-Khudry Radhiyallahu ‘anhu, dan Abu Abdillah Thariq bin Syihab al-Bajily al-Ahnasyi. Oleh sebab itu, sedikit sekali orang yang berani melakukannya, yakni mengatakan kebenaran kepada penguasa yang menyeleweng.

Di antara yang sedikit itu (orang yang pemberani) terdapatlah nama Thawus al-Yamani. Ia adalah seorang tabi’in, yakni generasi yang hidup setelah para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bertemu dengan mereka dan belajar dari mereka. Dikisahkan, suatu ketika Hisyam bin Abdul Malik, seorang khalifah dari Bani Umayyah, melakukan perjalanan ke Mekah guna melaksanakan ibadah haji. Di saat itu beliau meminta agar dipertemukan dengan salah seorang sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang hidup. Namun sayang, ternyata ketika itu tak seorang pun sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masih hidup. Semua sudah wafat. Sebagai gantinya, beliau pun meminta agar dipertemukan dengan seorang tabi’in.

Datanglah Thawus al-Yamani menghadap sebagai wakil dari para tabi’in. Ketika menghadap, Thawus al-Yamani menanggalkan alas kakinya persis ketika akan menginjak permadani yang dibentangkan di hadapan khalifah. Kemudia ia langsung saja nyelonong masuk ke dalam tanpa mengucapkan salam perhormatan pada khalifah yang tengah duduk menanti kedatangannya. Thawus al-Yamani hanya mengucapkan salam biasa saja, “Assalamu’alaikum,” langsung duduk di samping khalifah seraya bertanya, “Bagaimanakah keadaanmu, wahai Hisyam?”

Melihat perilaku Thawus seperti itu, khalifah merasa tersinggung. Beliau murka bukan main. Hampir saja beliau memerintahkan kepada para pengawalnya untuk membunuh Thawus. Melihat gelagat yang demikian, buru-buru Thawus berkata, “Ingat, Anda berada dalam wilayah haramullah dan haramurasulihi (tanah suci Allah dan tanah suci Rasul-Nya). Karena itu, demi tempat yang mulia ini, Anda tidak diperkenankan melakukan perbuatan buruk seperti itu!”
“Lalu apa maksudmu melakukakan semua ini?” tanya khalifah.
“Apa yang aku lakukan?” Thawus balik bertanya.
Dengan geram khalifah pun berkata, “Kamu tanggalkan alas kaki persis di depan permadaniku. Kamu masuk tanpa mengucapkan salam penghormatan kepadaku sebagai khalifah, dan juga tidak mencium tanganku. Lalu, kamu juga memanggilku hanya dengan nama kecilku, tanpa gelar dan kun-yahku. Dan, sudah begitu, kamu berani pula duduk di sampingku tanpa seizinku. Apakah semua itu bukan penghinaan terhadapku?”
“Wahai Hisyam!” jawab Thawus, “Kutanggalkan alas kakiku karena aku juga menanggalkannya lima kali sehari ketika aku menghadap Tuhanku, Allah ‘Azza wa Jalla. Dia tidak marah, apalagi murka kepadaku lantaran itu.”
“Aku tidak mencium tanganmu lantaran kudengar Amirul Mukminin Ali Radhiyallahu ‘anhu pernah berkata bahwa seorang tidak boleh mencium tangan orang lain, kecuali tangan istrinya karena syahwat atau tangan anak-anaknya karena kasih sayang.”
“Aku tidak mengucapkan salam penghormatan dan tidak menyebutmu dengan kata-kata amiirul mukminin lantaran tidak semua rela dengan kepemimpinanmu; karenanya aku enggan untuk berbohong.”
“Aku tidak memanggilmu dengan sebutan gelar kebesaran dan kun-yah lantaran Allah memanggil para kekasih-Nya di dalam Alquran hanya dengan sebutan nama semata, seperti ya Daud, ya Yahya, ya ‘Isa; dan memanggil musuh-musuh-Nya dengan sebutan kun-yah seperti Abu Lahab….”
“Aku duduk persis di sampingmu lantaran kudengar Amiirul Mukminin Ali Radhiyallahu ‘anhu pernah berkata bila kamu ingin melihat calon penghuni neraka, maka lihatlah orang yang duduk sementara orang di sekitarnya tegak berdiri.”

Mendengar jawaban Thawus yang panjang lebar itu, dan juga kebenaran yang terkandung di dalamnya, khalifah pun tafakkur karenanya. Lalu ia berkata, “Benar sekali apa yang Anda katakan itu. Nah, sekarang berilah aku nasehat sehubungan dengan kedudukan ini!”
“Kudengar Amiirul Mukminin Ali Radhiyallahu ‘anhu berkata dalam sebuah nasehatnya,” jawab Thawus, “Sesungguhnya dalam api neraka itu ada ular-ular berbisa dan kalajengking raksasa yang menyengat setiap pemimpin yang tidak adil terhadap rakyatnya.”

Mendengar jawaban dan nasehat Thawus seperti itu, khalifah hanya terdiam, tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana serta tidak boleh meninggalkan nilai-nilai keadilan bagi seluruh rakyatnya. Setelah berbincang-bincang beberapa lamanya perihal masalah-masalah yang penting yang ditanyakan oleh khalifah, Thawus al-Yamani pun meminta diri. Khalifah pun memperkenankannya dengan segala hormat dan lega dengan nasehat-nasehatnya. Share

Kisah si Pendekar Bodoh.

Ada seorang pemuda yang sedang berguru belajar ilmu Kungfu untuk mengikuti kejuaraan Internasional Kungfu. Pemuda ini kita sebut saja namanya si A (Anton Huang, hehe..bercanda..) dan gurunya di B. Pemuda ini minta diajari ilmu Kungfu andalan si Guru Kungfu terkenal ini. Pemuda ini ditempa dulu fisiknya oleh gurunya ini dengan menimba air dan membawa air dari pegunungan ke padepokan Kungfu mereka. Setelah fisik dan mentalnya dilatih, akhirnya pemuda A ini pun diajari oleh guru ini.

Guru kungfu terkenal ini mengajarkan dua jurus, yaitu jurus menerima serangan orang, dan membalikkan serangan itu. Setiap harinya Pemuda ini diajarkan oleh Gurunya ini ilmu 2 jurus ini. Pemuda A awalnya senang hati, ia bersemangat latihan. Namun, setelah sebulan lebih, dua bulan berlalu, bahkan 6 bulan sudah,dan akhirnya setahun, ilmu yang diajarkan oleh Guru Kungfu ini juga tetap ilmu yang sama, ilmu yang itu-itu juga. Si Pemuda merasa heran, dan akhirnya ia pun mengajukan pertanyaan pada gurunya.

“Guru yang Bijak?”Boleh murid bertanya.

“Ehmm.. silahkan muridku. Apa yang mau ditanyakan olehmu?” Jawab Gurunya sambil membelai jenggot panjang yang menyeruak kesana kemari ditiup angin pegunungan.

“Sudah setahun lebih saya diajarkan 2 jurus ini. Apakah saya dengan 2 jurus ini saja sudah bisa memenangkan kejuaraan Kungfu Internasional?” tanya si Pemuda.

“Ya!!” Jawab singkat Gurunya..

“Tapi Guru…” pertanyaan si Pemuda terhenti… Share

shampo dan sabun baba

shampo dan sabun baba

Seorang salesman sedang mempromosikan produk perusahaannya kepada seorang anak kos. Dia menanyakan pertanyaan tentang produk yang dipakai anak kos itu.

“Sabun mana yang Anda gunakan selama ini?”

Anak kos dengan santai menjawab, “Sabun Baba.”

“Kalau odol, odol mana yang Anda gunakan?”

“Odol Baba,” jawab anak kos.

“Parfum?”

“Parfum Baba.”

“Sampo?”

“Sampo Baba.”

Akhirnya dengan frustrasi si salesman bertanya lagi, “Ok, apakah Baba ini perusahaan lokal atau multinasional karena saya belum pernah dengar? Siapa tahu Anda selama ini memakai produk yang tidak sehat.”

Anak kos itu menjawab, “Bukan perusahaan kok, Mas. Baba itu teman kos saya.” Share

saudara ipar (humor)

saudara ipar (humor)

Sepasang suami istri sedang berkendara melintasi jalanan desa sepanjang beberapa mil. Sepanjang perjalanan, mereka saling mendiamkan. Sebelumnya, mereka berdebat dan ngga ada yang mau mengalah. Saat melewati kumpulan keledai, kambing, dan babi, si suami dengan nada mengejek bertanya, "Saudaramu ya ...?"

"Yap," jawab istrinya, "saudara ipar." Share

Orang Kaya Baru (humor)

Orang Kaya Baru (humor)

Si Waen menang undian uang ratusan juta. Karena ingin gaya, ia makan di restoran barat yang dipenuhi para bule.
Pelayan : Please ... (sambil menyodorkan daftar menu).
Waen : Wah gawat, daftar menunya bahasa asing nih, ah udah ah maen


tunjuk aja (sambil menunjuk salah satu menu).
Pelayan : OK!

Tak lama kemudian, pelayan datang sambil membawa semangkuk acar.
Waen : Waduh, ternyata acar ... (bisiknya dalam hati).

Demi menjaga gengsi, diabisin deh satu mangkuk acar. Setelah habis, ia melihat bule di sebelahnya yang asik makan bistik.
Waen : Sebetulnya gue pengen coba itu daging, tapi namanya apa ya?


Mau nanya nggak bisa bahasa Inggis, ah tunggu aja.

Tidak lama kemudian, bule berteriak ke pelayan, "Please, again!"

Dateng deh pelayan membawa sepiring bistik lagi.
Waen : "Oh ..., itu tho namanya ...!"

Kemudian si Waen berteriak juga, "Plis egen ...!!" Share

+++Teka Teki Suksesi+++ (Cerita Lucu)

Try Sutrisno ingin belajar dari Lee Kuan Yew bagaimana caranya memilih menteri yang pintar. Maka dia datang ke Singapura diam-diam.

Bagaimana caranya memilih menteri yang pintar, Pak Lee? Gampang, jawab Lee, "Kita test saja kecerdasannya." Dan tokoh Singapura itu pun memanggil perdana menterinya, Goh Chok Tong. Lee mengajukan satu pertanyaan yang harus dijawab Goh dengan cepat dan tepat:

"Hai, Chok Tong, misalkan orangtuamu punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang bukan kakakmu, dan bukan pula adikmu?" Goh menjawab tangkas, "Ya itu saya sendiri."

Lee bertepuk tangan, "Angka 10 untuk Goh. Sebab itu dia kupilih!".

Try Sutrisno sangat terkesan kepada cara memilih gaya Lee Kuan Yew ini. Dia pulang ke Jakarta dan segera mau menguji Harmoko.

"Pak Harmoko,’’ kata Try, "Saya ingin menguji sampeyan. Ada satu pertanyaan yang harus sampeyan jawab: misalkan orang tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang bukan kakak sampeyan, dan bukan pula adik sampeyan?"

Ternyata Harmoko tidak segera bisa menjawab. Tapi dia punya akal dan minta permisi sebentar ke luar ruangan, dimana menunggu Subrata. "Coba, Mas Brata," katanya kepada bawahannya ini. "Misalkan orang tua situ punya anak tiga.

Siapa gerangan anak yang bukan kakaknya situ dan bukan pula adiknya situ?"

Subrata berpikir lima menit, lalu menjawab: "Itu saya, Pak."

Harmoko senang, dan masuk kembali ke ruang Try Sutrisno. Dia langsung maju. "Jadi tadi petunjuknya ...eh, pertanyaannya bagaimana, Pak Try?".

Try dengan sabar mengulangi, "Orang tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah anak yang bukan kakak sampeyan dan bukan adik sampeyan?"

Harmoko kali ini menjawab tangkas: "Ya, Subrata, Pak!".

Try ketawa geli. "Pak Harmoko ini gimana! Jawabnya yang benar, ya, Goh Chok Tong, dong!"

********************************************************************* Share

+++Nanti Saya Laporkan+++ (Cerita Lucu)

Seseorang pernah mendengar percakapan berikut ini dari balik pintu kamar. Kedengaran Mbak Tutut berkata kepada Hartono, "Ayo, copot bajuku". (Lalu terdengar suara baju dicopot).

Tak lama kemudian, "Sekarang, copot kainku". (Terdengar suara kain dilepas). Setelah itu, "Ayo, lepaskan kutangku. Juga celana dalamku!".

Sehabis itu tak ada suara selama lima detik. Lalu terdengar suara Mbak Tutut marah, "Hartono, saya akan laporkan kepada Bapak kalau sekali lagi kamu berani memakai baju, kain, kutang dan celana dalam saya!"

******************************************************************* Share

+++Untung Bukan Malam Hari+++ (Cerita Lucu)

Dua orang preman dan seorang Timor-Timur bertemu di penjara Cipinang, mereka semua sudah dijatuhi hukuman. Preman yang satu mengatakan dia dihukum 10 tahun karena mencoba membunuh seorang cukong. Tapi ia merasa beruntung karena pembunuhan tidak terjadi. Kalau terjadi, dia bisa kena 20 tahun.

Preman yang satu lagi bilang dia dihukum 5 tahun karena mencoba memperkosa istri penjual bakso, tapi dia merasa beruntung karena perkosaan tidak terjadi. Kalau terjadi, dia bisa masuk 10 tahun.
Orang Timor Timur bercerita dia dihukum 13 tahun karena kedapatan naik motor tanpa menyalakan lampu. Tapi untung, katanya, itu terjadi bukan waktu malam hari. Share

Anak Kucing (Cerpen)

sebuah toko hewan peliharaan (pet store) memasang papan iklan yang menarik bagi anak-anak kecil,"dijual anak kucing". segera saja seorang anak lelaki datang, dan masuk kedalam toko dan bertanya. "berapa harga anak kucing yang bapak jual itu ?", pemilik toko itu menjawab, "harganya berkisar antara 200-300 ribuh". anak lelaki itu lalu merogo saku celananya danmengeluarkan beberapa kepingan uang, "aku hanya mempunyai 50.000 rupiah, bisakah aku melihat-lihat anak kucingyang bapak jual itu?". pemilik toko itu tersenum, ia lalu bersiul memangil kucing-kucingnya.
tak lama dari kandang kucing muncullah kucingnya yangbernama Lady yang diikuti oleh lima ekor anak. mereka berlari-larian di sepanjang lorong toko. tetapi adasatu anak kucing yang tampak berlari tertinggal paling belakang. si anak lelaki itu menunjuk pada anak kucing yang paling terbelakang dan tampak cacat itu. tanyanya, "kenapa dengan anak kucing itu ?". pemilik toko itu menjelaskan, bahwa kita dilahirkan kucing itu mempunyai kelainan dipinggulnya, dan akan menderita cacat seumur hidupnya. anak lelaki itu tampak gembir dan berkata, "aku beli anak kucing yag cacat itu", pemilik toko menjawab, "jangan, jangan beli anak kucing yang cacat itu. tapi jika kamu ingin memeilikinya, aku akan berikan anak kucing itu padamu". anka lelaki itu jadi kecewa ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "aku tak mau bapak memberikan anak kucing tu cuma-cuma padaku. meski cacat anak kucing itu tetap mempunyai harga yang sama sebagaimana harga anak kucing yang lain. aku akan bayar penuh anak kucing itu. saat ini aku hanya mempunyai 50.000 rupiah, tetai tiap har aku akan mengansur sampai luna sharga anak kucing itu", tetapi pemilik toko menolak, "nak kamu jangan beli anak kucing itu, dia tidak bisa melompat, dia tidak bisa lari cepat, dan bermain sebagaiman anaka kucing lainnya".
anak lelaki itu terdiam, lalu ia melepas ujung celana panjangnya. dari balik celana itu tampaklah sepasang kaki yang cacat. ia menatap pemilik toko itu dan berkata" pak, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat, aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main sebagaimana anak lelaki yang lain. oleh karena itu aku tahu, bahwa anak kucing itu membutuhkan seseorang yang mau mengerti penderitaannya ".
kini pemilik toko itu mengigit bibirnya. air mata menetes dari sudut matanya, ia tersenyum dan berkata, "aku akan berdo`a setiap hari agar anak-anak kucing ini mempunyai majikan sebaik engkau". Share

Cerita Hidup Ane

Saya Karto Diansyah, dan di panggil Karto ( かると).
Di Sini Saya Ingin Menulis Tentang Perjalanan Hidup Saya dari Kecil Sampai SMA.
Hari ini saya mendapat motivasi untuk menulis, karena tadi siang ane mengikuti seminar tentang kepenulisan. Hari ini adalah hari sabtu tanggal 25 juni 2011.

MENCARI PERSAHABATAN YANG SESUNGGUHNYA.
Orang tua saya menikah selama 4 tahun baru mendapat seorang anak yaitu saya, dan sudah puas berobat kemana-mana. Mungkin karena Allah SWT masih belum ingin memberi rezeki dan setelah 4 tahun baru lahir seorang anak laki-laki, tepatnya hari senin 3 Februari 1992, yang bermula dari jam 02:30-06:00 sakitnya, sampai-sampai ingin di bawa ke puskesmas sekura menggunakan sampan dan bapak saya yang mendayungnya, akhirnya sebelum sampai ke puskesmas ibu sudah melahirkan di dalam sampan yang di sekitarnya adalah sungai yang sangat luas dan dalam, ketika itu masih dalam perjalanan menuju puskesmas sekura. Dan ketika saya berumuran 2 tahun sering sakit dan hampir setiap bulan atau tahunnya saya berobat.
Dahulu semenjak saya masih kecil, sering di nakali teman-teman saya, dan di bohongi. Dan ketika itu, saya mempunyai sepeda ban tiga, dan ketika itu saya di bujuk teman-teman saya untuk membawa sepeda saya itu ke jembatan besar. Dan pada waktu itu saya di asuh oleh alm nenek saya.....
Ketika saya masih kecil, saya sangat disayangi oleh ke dua orang tua saya, terutama ayah saya. Kemana pun ia pergi pasti membawa saya bersamanya, pada waktu itu saya memiliki mainan yang lengkap, ada pesawat jet, monyet bermain dram, pinguin loncat, dan lain-lain. Sayangnya saya orangnya tidak begitu hemat, habis semua mainan saya rusakkan. Saya mempunyai adik perempuan, namanya ita ( Elita ). Sewaktu kecil dia sering saya nakali, saya tangisi, saya jahili, dan lain-lain. Semenjak saya kelas 4 SD saya memiliki teman akrab, namanya erpandes. Tapi, sayangnya sewaktu kenaikkan kelas, dia tidak naik. Jadi kami berpisah, dan pada kelas 5 SD saya duduk dengan rombongan suharmini ( minik ), siska ( ika ), dan netik. Dan gara-gara saya duduk dengan para cewe saya dikatakan banci. Pada waktu saya kelas 5 SD, kami kena jemur oleh bapak Nawi, beliau guru matematika kami pada waktu itu. Kami yang berjemur kalau tidak salah, saya sendiri, indra, pian, bujang dare, siddik. Untungnya pada waktu itu ujan panas, jadi kami berteduh. Penyebab kami kena jemur adalah karena kami tidak hafal perkalian. Lupa, pada waktu kelas lima kami sekolah sore, sebab kurangnya ruang kelas di SD kami.
Ketika ingin pergi sekolah saya memakai sepeda biru, dan berangkatnya jam 11:50 atau 12:05, ketika saya ingin pergi bersama-sama dengan teman-teman saya, mereka selalu ingin pergi jam 13:00. Jadi, saya setiap harinya berangkat sendirian dan menyendiri.
Saya semenjak SD sudah di didik ortu saya supaya tidak terlalu bergantung pada uang jajan. Setiap harinya saya di beri uang jajan sebesar 500 rupiah,tapi kadang-kadang tidak saya belikan. Dan saya sisihkan untuk menabung.
Dan sewaktu kelas 6 SD, saya masih tidak mempunyai teman akrab mau pun musuh. Sebab, mungkin gara-gara bapak saya mengajar di sana, jadi mereka tidak berani usil atau mengganggu saya. Bapak saya menjadi guru matematika di SD kami, dan beliau salah satu guru yang di segani dan di hormati. Pada waktu itu saya duduk dengan, sidik, pian, bujang dare, dan indra.
Pada waktu saya kelas 6 SD , sering terjadi banjir di sekolah kami, orang pergi kesawah menggunakan sampan di halaman sekolah kami, dan proses belajar kami pun terganggu, lalu kami pun pulang awal, dan tidak lupa sewaktu pulang sekolah, kami sengaja nyebur ke dalam parit. Sebab mana jalan mana parit pun tidak tampak lagi, gara-gara air tingginya sampai ke paha kami.
Ada juga kejadian sewaktu saya kelas 6 SD, ketika pulang dari sekolah sepeda saya rusak. Ban depannya lepas. Tetapi syukur alhamdulillah, pada waktu itu ada sri dan tumini yang menolong dan membantu saya membawakan ban sepeda saya. Setiba di rumah ibu saya sangat berterimakasih kepada mereka, dan memberi mereka es lilin. O iya, saya hampir lupa. Kami ada jual es lilin, semenjak saya kelas 4 SD, dan setiap tengah hari saya selalu menjajakan atau menjual es lilin itu. Kadang-kadang saya bersama-sama dengan amman ( teman saya di samping rumah) berjualan es lilin sampai ke senangi ( salah satu dusun di desa kami ). Ketika pagi nya, pada jam 05:00 saya berjualan pisang goreng. Bersama adik saya ita, pada waktu itu satu biji harganya 500 rupiah.
Dan ketika ujian akhir sekolah, kami berujian di SD sekura. Dan pada waktu perpisahan di SD, saya tidak ikut. Sebab, saya mengalami sakit bengkak, yang mana leher saya mengembang. Dan waktu itu saya kecewa sekali, saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Waktu pendaftaran di SMP pun di mulai, kami di beri syarat pendaftaran dengan menggunakan foto. Anehnya ketika saya ingin mengambil foto saya di toko cuci foto, saya tidak ada melihat foto saya dan saya kembali lagi ke sekolahan tempat pendaftaran dan bertanya ke teman-teman saya, lalu salah satu dari mereka ada melihat foto saya, lalu saya ajak ke tempat cuci foto untuk menunjukkan yang mana foto saya. Setiba di tempat cuci foto saya terkejut, sebab ada satu foto yang mirip dengan saya. Dan saya sangat yakin itu bukan foto saya. Tapi kata teman-teman saya itu adalah foto saya.
Dan ketika sudah masuk SMP, saya sekolah di SMP N2 Teluk Keramat. Saya masuk kelas VII C, dan ketika waktu itu saya menjumpai salah seorang teman, namanya hendra, orang belawan daerah sadayan. Dan dia sering di berigelar orang belanda, sebab kulitnya yang putih, rambutnya sedikit pirang. Ketika kelas VII kami memiliki musuh yang suka iseng, namanya misno, orangnya super gemuk, suka bercanda yang keterlaluan dan berkelakuan masih kekanak-kanakan. Dan ada juga kejadian sewaktu saya kelas VII, saya berkelahi dengan salah seorang teman sekelas, namanya rendy, orangnya kecil, dan garang-garang kera. Si rendy sering bergabung dengan preman-preman sekolah, mereka suka menalak anak-anak yang bawa uang jajan. Untungnya saya tidak pernah bawa uang jajan, kadang-kadang saya membawa uang jajan seminggu sekali, itu pun karena pelajaran olahraga. Suatu hari ketika kami diberi tugas oleh guru untuk mencatat, si rendy mulai usil, lalu di percikkannya air ke buku saya, dan akhirnya buku saya basah. Lalu saya marah, malah saya di ejeknya. Dan akhirnya kami pun berkelahi dan di tinjunya kepala saya, lalu saya balas saya tinju gusinya, dan akhirnya sampai berdarah. Setelah itu kami di panggil ke ruang guru untuk berdamai dan nama kami masuk ke dalam buku kasus, itu adalah peristiwa pertama kali saya berkelahi dengan orang, dan saya setelah itu merenung dan merasa bersalah kepadanya, sebab sampai berdarah ( pecah ) gusinya, tak lama kemudian tak tahu kenapa air mata saya keluar. Dan cepat-cepat saya hapus karena malu.
Ketika saya kelas VII saya berangkat menggunakan sepeda, adapun teman-teman saya waktu itu, pandi, sabrina, siska, ayu, dll. Tapi yang pastinya saya sering berangkat sendirian. Intah tak tau kenapa saya lebih suka sendirian dari pada berteman. Ketika di kelas pun saya lebih banyak menyendiri dari pada bergaul dengan teman-teman yang lain. Tapi sewaktu itu lah saya pertama kali mempunyai sahabat, namanya hendra. Kami sering berdua, ke perpustakaan, duduk sebangku, dan sering bercerita bersama. Suatu hari, ketika kami bercanda-canda dengan hendra, datang si misno yang suka usil, di angkatnya kaki hendra, sampai kena paku, dan lututnya terluka. Kami sering berencana untuk mengerjakan misno, tapi selalu gagal. Hendra orangnya suka terlambat, itu pun gara-gara rumahnya sangatlah jauh, dia berangkat dari rumahnya jam 05:00 dan setiba di sekolah jam 07:15, dan paling saya ingat, ketika bapak supardi yakkub ( guru bahasa inggris di SMP ) menyuruh hendra untuk maju dan mengisi soal di papan tulis, dia pasti menjawab YES atau No, hehe....
Ketika mulai kenaikan kelas, kami sudah maksimal belajar. Tetapi si hendra mengalami masalah dengan mata pelajarannya, dan untungnya pada waktu itu kami mempunyai wali kelas yang sangat baik, dia bela-belaan mempertahankan hendra supaya naik kelas, sampai-sampai merah mata ibu mempertahankannya. Nama guru tersebut adalah bu rasdiana, orang sekura. Tetapi sayangnya hendra malah berhenti bersekolah. Karena dia sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan sekolahnya.
Pada waktu itu saya sangat sedih, karena saya tidak memiliki sahabat lagi, dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, saya menemukan teman akrab lagi, namanya ikhsan ridwan akbar, orangnya lucu, super PD, optimis, dan pantang menyerah. Dan ketika saya kelas VIII saya memiliki penyakit, yaitu kena rengas, gejalanya tangan saya gatal semua, tetapi yang kena hanya tangan sebelah kiri saya, yang sampai sekarang mansih ada bekasnya, dan pada waktu itu tangan saya menggelembung dan mengeluarkan cairan ( air parau ), dan sangat gatal. Dan ikhsan lah yang pertamakali dan terakhir kali yang tau soal itu, sebab ketika saya mengalami penyakit tersebut, saya tetap terus bersekolah, dan ketika ingin pergi kekelas saya lewat belakang, dan ketika ada orang, tangan saya selalu saya sembunyikan di belakang saya, dan saya minta kepada ikhsan ( babang ) untuk berjanji supaya tidak memberitahukan kepada sesiapapun tentang itu. Dan pada kelas VIII saya jarang sekali jajan atau kekantin. Untungnya saya orangnya pendiam, karena itu lah sifat saya dari SD yang melekat di diri saya.
Ketika kelas VIII saya menaksir seorang wanita yang manis, cantik, anggun, dan lemah lembut. Tetapi sebelum itu ketika saya kelas VII saya sudah ada menaksir seorang wanita, tetapi tidak sama rasanya dengan ketika kelas VIII, nama gadis yang saya taksir waktu itu adalah anis, orang kelumpang. Bukan saya seorang yang suka dengan anis, ternyata ikhsan sahabat saya juga suka dengan dia. Suatu hari ketika ikhsan tidak masuk sekolah karena sakit, saya memberanikan diri untuk nembak anis, dan pada waktu itu memang ada kesempatan saya untuk mengungkapkan isi hati saya kepadanya. Ketika istirahat, semua teman sekelas pada ke kantin, dan yang ada di kelas cuman ada dia dan saya, lalu saya dekati dia, dan duduk di sampingnya. Ketika mau berbicara saya sangat nerves, lalu saya tembak dia, ketika menembaknya saya sangat lah lega, karena beban di hati sudah terkeluarkan, tetapi sayang sangat di sayangkan, saya kena tolak. Alasanya karena dia tidak ingin berpacaran, dan ingin menyelesaikan sekolah. Tetapi anehnya saya tidak begitu kecewa, malah menerima penolakkannya, setidaknya adalah sedikit kekecewaan di hati. Sebab, itu adalah ucapan pertama saya kepada seorang gadis, dan pertama kali kena tolak. Dari kejadian tersebut saya mulai percaya diri, dan tidak takut lagi nembak gadis, dan menjadi PD ( percaya diri ) dia lah pembangkit semangat yang pertama kali bagi saya. maklumlah masa-masa cimon.
Selanjutnya ketika kenaikkan kelas, saya memiliki sahabat lagi, namanya urai mayudi dan kevin jalu. Pada kelas IX sangat banyak kejadian di hidup saya, dan ketika itu saya menaksir seorang gadis lagi, dia putri salah seorang guru kami, namanya nur elita, dia cantik, manis, tinggi, anggun, dan lemah lembut. Setiap hari dia main kekelas kami, denga temannya juwita ( orang pedada ), maklumlah saya jarang hampir tidak pernah keluar jalan-jalan kekelas lain. Dan setiap dia kekelas kami, dia pasti memberi saya permen kiss yang di belakangnya ada ungkapan-ungkapan, dia jarang berbicara, mungkin karena dia malu.
Dan ketika kelas IX juga saya kehilangan sepeda, padahal sepeda itu baru satu bulan bapak saya belikan, saya pada waktu itu sangat sedih dan takut. Lalu saya tunggu sepeda saya, siapa tau mungkin ada orang yang meminjamnya, pas pada waktu itu adalah hari jumat di mana orang semua bersiap-siap untuk melaksanakan sholat jumat. Dari menit ke menit, dari jam ke jam saya tunggu, sehingga orang sholat jumat pun selesai, dan saya lihat sepeda saya belum ada. Saya pun kebingungan, untuk pulang. Sampai jam 14:00 saya menunggu, dan akhirnya ada salah seorang guru SD kami, yang lewat ingin pergi mengajar, dan saya lambai dan saya berhentikan sepeda motornya. Lalu saya minta tolong untuk menumpang sampai kerumah saya. Setiba di rumah, saya lansung menceritakan peristiwa tersebut kepada ibu saya, dan sorenya kami lihat kembali sepeda saya bersama bapak saya. Tetapi masih seperti sebelumnya, tidak ada di tempat sepedanya.
Dari peristiwa tersebut saya sering mengurung diri di kamar, dan ibu saya pun khawatir dengan keadaan saya, lalu di pesankannya kepada adik saya supaya jangan terlalu dipikirkan nanti bisa-bisa jadi stress. Sebenarnya saya tidak begitu memikirkan hal itu, cuman saya merasa tidak berguna dan tidak amanah untuk menjaga barang pemberian orang tua saya. Saya waktu itu sangat kecewa dengan diri saya, gara-gara kelalaian saya, sepeda saya hilang.
Dari hari ke hari saya hanya numpang dengan teman saya, dan perasaan saya pun tidak nyaman dengan orang yang saya tumpangi. Suatu hari, bapak saya mendapat kabar, bahwa kami mendapat juara II undian bank BRI, lalu bapak saya bersegera ke sekura untuk mengecek hal tersebut, dan ternyata benar, kami mendapatkan sepeda motor bermerk jupiter z warna merah. Dari hari ke hari bapak saya desak supaya cepat-cepat untuk mengambil sepeda motornya, pada waktu itu saya sangat egois, dan tidak sabaran.
Ketika kelas IX saya sangat aktif dalam kepramukaan, dan kami sering mengadakan kemah, ke pimpinan, ke tekarang, ke sambas, dan ke matang danau.
Ketika sebelum ujian dimulai di SMP kami mengadakan less, yang dilaksanakan setelah jam pelajaran, dan saya setiap harinya membawa bekal dari rumah, dan yang pertama kali yang bawa bekal adalah kami berempat, nurlela, nursanda, baniah, dan saya. Pada hari pertama kami makan di kelas, dan hari-hari selanjutnya kami makan berbekalan kami di rampuk( padang ilalang ) kami yang melapanginya dengan kaki-kaki kami, dari hari ke hari semakin ramai yang membawa bekal. Dan gara-gara hutan tersebut lapang oleh kami, lalu adik-adik kelas semakin melapanginya dan membuat taman di dalam hutan, ada ayunan, ada kursi santai, ada tempat memantau, dan gua. Sering tempat tersebut dijadikan anak-anak nakal untuk bolos, merokok, dan berpacaran. Dan lama ke lamaan akhirnya ketahuan oleh guru markas mereka, dan tidak lama setelah itu hutan tersebut di tebas habis dan menjadi kebun orang. Dan suatu hari motor pun bisa di ambil dari bank, dan saya pun pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor, suatu hari ketika hari jumat, saya pulang dari sekolah mengalami suatu kejadian, yang dimana anak sekolah pada berpulangan yang ramai di jalanan. Ketika saya melewati persimpangan SMP 1 saya menyenggol salah seorang yang menggunakan sepeda, dan dia pun terlempar ketepi. Dan bodohnya saya, malah saya cepat-cepat bangun dan meninggalkannya, bukan malah menolongnya dan memintamaaf, mungkin waktu itu saya hanya berfikiran cuman satu yaitu sholat jumat. Gara-gara kejadian tersebut saya kepikiran terus, dan selalu merasa bersalah. Keesokkan harinya saya cari tau siapa yang saya tabrak, saya minta tolong kepada yudi untuk membantu saya. Dan akhirnya ketemu siapa yang saya tabrak, ternyata dia anak SMP 1 kelas VIII dia orang mensungai, namanya yani. Untungnya rumahnya di belakang rumah yudi. Dan sekali lagi saya meminta tolong kepada yudi untuk bisa mempertemukan kami, sebab saya ingin sekali berbicara dan meminta maaf dengan dia. Keesokan malamnya saya di ajak yudi main kerumahnya dan disana ternyata ada yani, dia orangnya sangat pemalu, cantik, dan anggun. Saya pun minta maaf dengan dia masalah kemaren.
Ketika ujian SMP kami (saya dan Yudi) berlomba supaya saling duluan keluar dari ruang ketika ujian, dan lucunya yudi selalu yang menunggu saya di luar ruang ujian. Dan ketika mengambil kelulusan, saya sangat bergembira, karena ramai teman-teman yang tersenyum, dan ketika surat di bagikan, banyak hal yang terjadi. Ada yang menangis, tertawa, kecewa, bahagia, dan lain-lain. Dan ketika saya ingin mencari yudi, ternyata dia sudah pulang, dan setelah itu saya mendengar dia tidak lulus, dan akan melanjutkan ke MADRASAH ALIAH dan ikhsan pun ikut mendaftar ke MADRASAH ALIAH, tetapi lucunya ternyata yudi belum mendaftar, dia cuman merencanakan. Dan si yudi pun mendaftar ke SMK, lalu ikhsan kecewa karena merasa di kehianati oleh sahabat sendiri. Dia cuman beberapa hari yang masuk, dan seterusnya dia berhenti dan pindah ke pontianak dan bekerja di sana.
Dan saya melanjutkan ke SMA, dan kesekian kalinya saya berpisah dengan sahabat saya. Ketika masuk SMA saya di belikan hp oleh bapak saya, dan ketika kelas X saya mulai berhubungan dengan yani, dan saya minta no hp nya ke yudi, lalu saya tembak lewat hp. Lucunya dia nerimanya dengan sebuah lagu. Yaitu lagu T2 yaitu OK. Dari semenjak itulah saya menyukai lagu OK tersebut.
Tetapi hubungan kami tidak lama, karena sebelum itu pun saya sudah menjalin hubungan dengan nur elita kami jadian pun lewat hp, dan ingin berjumpa dengan nur elita sangat sulit semenjak saya sekolah SMA, ingin ketemu pun sulit, suatu malam saya nekat ingin main kerumahnya, tetapi dia tidak mau. Lalu dia pun saya ajak ketemuan, itu pun ketemuanya jarak jauh. Dia di rumah, saya di jalan. Oleh sebab itu kami pun mulai saling menjauh, jarang konek lagi.
Ketika kelas X saya menyendiri lagi dan lebih suka di dalam kelas dari pada di luar kelas, dan waktu kelas X juga saya mencoba untuk bergaul dengan anak-anak nakal, saya pernah bolos ketika pelajaran Fisika yang di ajarkan bapak Bustam, ST. Sebab alasan kami bolos adalah karena guru tersebut sangat membosankan. Tetapi ketika saya ikut-ikutan bolos saya sangat menyesal, karena bolos itu tidak mengenakkan, lebih-lebih lagi ketika bolosnya ke wc, yang bau rengang.huek...
Dari situ saya berhenti untuk bergaul dengan mereka. Dan ketika kelas X saya menaksir seorang gadis, namanya widya wanti elina. Dia orang perigi parit. Tetapi saya tidak begitu berani untuk mengungkapkannya, karena saya merasa dia tidak layak dengan saya, lagi pula saya tidak ada rasa cinta dengannya. Suatu hari kami di beri tugas oleh guru biologi untuk memanfaatkan barang bekas menjadi barang berguna, nama gurunya bu Eri, dia salah satu guru yang cantik, baik, tegas, dan disiplin. Setiap pelajarannya anak didiknya harus memasukkan baju. Pada waktu itu saya mempunyai ide untuk membuat lentera dari kaleng bekas, dan lucunya ketika saya kelas XII, lentera saya di jadikan contoh untuk tugas adik-adik kelas. Perasaan saya sangat bangga pada waktu itu. Dan pada waktu kelas X juga banyak teman yang berhenti, ada solihin, dan julia azmi. Dan waktu ini lah kami di haruskan bisa ngomong di depan umum, yaitu yang mendidik kami adalah guru b. Indo bapak ridha selaku kepala sekolah di SMA kami, beliau lah yang sering menyuruh kami sering maju ke depan kelas, bepidato, cerita, menjelaskan materi, dan lain-lain. Proses ini berlajut sampai kelas XII, ini lah yang merubah saya dari pendiam sampai menuju pengobrol, pengomong, sehingga ada yang mengatakan saya mulutan, tidak bisa diam, astagfirullah.
Ketika mulai kenaikan kelas, kami mulai di pisah-pisahkan, berdasarkan abjad, dan syukur alhamdulillah saya masuk kelas IPA, yaitu di mana kelas yang hanya bisa di isi oleh orang-orang seleksi. Di kelas XI IA saya mulai beradabtasi lagi dengan teman-teman baru. Saya duduk dengan abdul orang matang paradah, dia orangnya sangat baik dan suka menolong. Mungkin dia teman pertama saya waktu kelas XI IA. Dari hari ke hari saya mulai kenal dan kenal dengan teman baru saya, ada tomi, supriadi, riki, lesmana, ukky, qiara, rahayu, dan lain-lain. Dan dari sinilah saya sadar betapa berharganya seorang teman, dari berhentinya mayani, lalu kecelakaan teman kami yaitu lesmana. Kami pun mulai akrab dan yang sangat berambisi untuk menyatukan kami adalah seorang sosok yang tangguh, penyabar, cantik, anggun, tabah, dan kuat. Namanya Ukky Davinci Putri, orang sekura darat, dia anak yang hebat.
Ketika mau kenaikan kelas persahabatan kami semakin erat, dan saya sangat bahagia karena moment tersebut adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan, dengan memiliki sahabat sekelas. Karena dari sejak SD saya tidak memiliki sahabat. Dan sering menyendiri dan kesepian.
Ketika kelas XII IA, kami sering membuat acara, supaya agar lebih mempererat persahabatan kami, dari rumah ukky, novi, zakiah, nuri, nurul, dan rumah saya. Tetapi gara-gara mereka seperti tidak terlalu menggap saya, yang datang ke rumah saya Cuma ada beberapa orang yaitu boa, adi, riki, lesmana, nuri, yusra, narsih, novi, nurul, dan zakiah. Dari 30 orang yang datang Cuma 10 orang, dari situ saya mulai merasa mereka bukanlah sahabat sejati saya, mungkin ini lah ke egoan saya muncul, tidak mau mengerti keadaan mereka, yang adanya cuman keegoisan saya sahaja yang muncul, dari peristiwa tersebut saya jarang ikut ketika teman-teman mengadakan acara. Tetapi keadaan tersebut Cuma berlansung sebentar, tidak lama kemudian kami pun mulai akrab kembali, sering ke pantai bersama-sama, sering ngumpul, dan mempersiapkan UAN. Tetapi mengapa di pikiran saya, ketika UAN SMA begitu berbeda dengan UAN SMP, mungkin karena SMP masih ingin suka-suka dan SMA sudah banyak pikiran itu lah mungkin sebabnya mengapa UAN SMA sangat menegangkan.
Sebelum UAN di mulai kami pun membagi kelompok-kelompok belajar, yang menjadi kelompok saya adalah, humaeni, ukky, narsih, yusraniarti, dan saya sendiri. Setiap ba’da isya saya selalu kerumah ukky untuk kerja kelompok. Itu adalah perjuangan yang berat bagi saya, karena malam-malam keluar dan pulangnya pun tengah malam. Kelompok belajar saya bukan ini saja, dan saya juga pernah bergabung dengan kelompok belajar Riki Risandi, adi, nurdiana, siti nur habibah, qiara, dan resti wulan anjani. Dan pernah juga belajar bersama dengan melina geti sari ( geti ), yaitu anak wali kelas kami pada waktu SMP kelas VII, yang saya ceritakan diatas. Itu pun gara-gara saya selalu ingin belajar dengan riki, dan dia lah yang mengajak saya untuk ikut bersamanya sebab riki orangnya mudah menyerap soal dan cepat mengerti, memang ada manfaatnya kami belajar bersama dengan geti, kami di beri trik-trik untuk menjawab soal dengan mudah dan cepat, geti adalah anak SMA N1 Sambas.
Moment yang paling berkesan adalah ketika ujian praktek kesenian ke pak Yayan, pertama kami tidak mau untuk melakukan ujian paraktek busana, sebab memakan biaya yang tidak sedikit, terutama bagi para wanitanya. Tetapi, di rayu-rayu bapak yayan akhirnya mau juga. Dan saya pun lansung minjam pakaiannya dan mempersiapkannya, lucunya semua yang saya pakai adalah minjam, kecuali, baju dalam, CD, dan kaos kaki. Baju punya pak teh, celana punya pak ning, jas punya kakek ( aki ), dan dasi beserta sepatu punya bapak saya.
Pas mendekati hari ujian praktek, saya mendapat bencana, HP saya tercebur kedalam air. Jadi, gagalah semua rencana mau foto-foto. Dan pas hari H nya, saya mengalami sakit perut yang teramat sangat, o iya saya sejak kecil udah sering sakit, oleh sebab itu saya sangat di sayangi semenjak kecil. Dan ternyata ketika bapak bawa saya ke dokter, saya mengidap penyakit di usus. Sebab kata dokternya usus saya sangat lemah dan sulit untuk mencerna makanan. Lalu saya pun di pantangi untuk makan makanan yang keras, dan di suruh hanya makan bubur, lalu akhirnya paginya saya sarapan hanyalah bubur nasi. Dan ketika pergi ke sekolah ingin praktek kesenian, kami lansung mengemas dan mempersiapkan ruang kelas. Setelah itu baru mandi dan berbaju di rumah adi. Ketika siangnya ada makan-makan dan saya melanggar apa kata dokter paginya. Tetapi saya hanya makan sedikit, sebab saya merasa takut, jika penyakit saya semakin parah. Acaranya berlansung seharian sampai sore.
Ketika pas hari UAN yang pertama, kami sekelas kumpul di rumah nana ( nurdiana ) dan berdo’a bersama-sama. Untungnya di kelas kami ada cucu pak labai namanya Boa ( Suhendar ), dia lah yang memimpin do’a. Setelah itu barulah hati saya merasa tenang dan mungkin dirasakan teman-teman saya juga.
Satu minggu UAN berlansung dan syukuralhamdulillah berjalan dengan lancar-lancar saja. Share

Nidji - Arti Sahabat

Lirik Nidji - Lagu Arti Sahabat


tak mudah untuk kita hadapi
perbedaan yang berarti
tak mudah untuk kita lewati
rintangan silih berganti

kau masih berdiri
kita masih di sini
tunjukkan pada dunia
arti sahabat

kau teman sehati
kita teman sejati
hadapilan dunia
genggam tanganku

tak mudah untuk kita sadari
saling mendengarkan hati
tak mudah untuk kita pahami
berbagi rasa di hati

kau adalah..
tempatku membagi kisahku
kau sempurna
jadi bagian hidupku
apapun kekuranganmu Share

to mother


datte anata itta janai
namidagoe utsumuita mama

uso mo tsukenakunattara
ikite yukenakunaruyo to

aisarete itai to omou kara
donna itami datte
waratte miseta ah ah

kanashimi tte
atashi hitori dake nara
kotaerareru no ni

yasashisa tte
zankoku yo ne?

kokoro made kokoro
midareru mono

zutto isshoni itai kedo
kirai na toko ga fueru hibi

nitamono doushi nanda yo ne?
wakaru you na ki mo shitteru

aishiaeru hito ga dekita no
sonna hi ga kureba
kawareru kana ah ah

kou sette
mahou mitai ni
hikaru itekurenai kedo

nikushimi tte
sasai na surechigai deshou?
nakanaide

taka ga unmei nante
kaete yukerun datte
ie wo tobidashite yoru ni naita

dare mo inai kouen no benchi de
mukae ni kitekureru no wo matteita muka

kanashimi tte
yorisoeba izuku to naku
atatakakute

yasashisa tte
kawa ni areba fu to
amaete shimau mono

nee
shiwase yo shiawase
tabun
atashi

anata ga
itan dakara Share

Tentang Yui

YUI adalah penyanyi, penulis lagu, dan aktris Jepang kelahiran Fukuoka, 26 Maret 1987. Saat ini YUI di bawah perusahan rekaman Sony Music Records Japan.

Sejak kecil YUI hidup tanpa ayah dan tidak memiliki ingatan apapun tentang ayahnya. Ketika masih di SD, YUI bercita-cita menjadi penyanyi.

Pada tahun ketiga di SMP, YUI mulai menulis jurnal pribadi dan puisi. Karena kebiasaannya itu, YUI sudah mulai membuat lagu saat SMA. Selama di SMA, YUI bekerja paruh waktu untuk membayar uang sekolahnya. Karena selalu sibuk, YUI merasa sudah tidak ada jalan menuju dunia musik. YUI jatuh sakit karena kesibukannya. Selama di rumah sakit, YUI sangat berkeinginan untuk membuat musik. Dia merasa harus memilih antara sekolah atau musik. Setelah meninggalkan rumah sakit, YUI melihat penampilan live street Bianco Nero. Dan setelah konser berakhir, YUI mengutarakan keinginannya kepada band tersebut untuk megikuti jejak mereka di dunia musik. Bianco Nero merekomendasikan YUI untuk masuk sekolah musik. YUI memutuskan keluar dari sekolahnya dan mulai serius belajar menulis lagu dan bermain gitar.

Karena bercita-cita menjadi profesional, YUI berkeliling membawa gitarnya dan bernyanyi di sekitar pintu masuk Stasiun Tenjin Fukuoka. Meskipun pemalu, YUI menikmati penampilan jalanannya.

Karir profesional YUI dimulai Maret 2004 ketika instruktur jukunya merekomendasikannya untuk mengikuti audisi yang diselenggarakan Sony Music Japan. Meski menurut peraturan peserta hanya diizinkan untuk membawakan 2 lagu, YUI membawakan 3 lagu, semua juri memberikan skor tertinggi dan membuat namanya terkenal di antara perusahaan-perusahaan rekaman. Lagu pertama yang dinyanyikannya ketika itu "Why Me", lalu "It's Happy Line" dan "I Know".

.....................

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Yui_(singer) Share

Lirik Lagu Nidji Laskar Pelangi Lyrics

mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
laskar pelangi takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warna bintang di jiwa

reff:
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia selamanya

cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita

laskar pelangi takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

repeat reff [2x]

laskar pelangi takkan terikat waktu

Source: http://liriklaguindonesia.net/n/nidji/nidji-laskar-pelangi/#ixzz1RzcHDbCK Share

good bye days - yui

Dakara ima ai ni yuku
So kimetanda
Poketto no kono kyoku wo
kimi ni kikasetai

Sotto boryu-mu wo agete
Tashikamete mitayo

Oh Good-bye Days
Ima, kawaru ki ga suru
Kinou made ni So Long
Kakko yokunai
Yasashisa ga soba ni aru kara
La la la la love with you

Katahou no earphone wo
Kimi ni watasu
Yukkuri to nagare komu
Kono shunkan

Umaku aisete imasu ka?
Tama ni mayou kedo

Oh Good-bye Days

Ima, kawari hajimeta
Mune no oku
All Right
Kakko yokunai
Yasashisa ga soba ni aru kara
La la la la love with you

Dekireba kanashii
Omoi nante shitaku nai
Demo yattekuru deshou, oh
Sono toki egao de
"Yeah, Hello My Friend" nante sa
Ieta nara ii noni

Onaji uta wo
Kuchizusamu toki
Soba ni ite I Wish
Kakko yokunai
Yasashisa ni aeta yokatta yo
La la la la good-bye days Share

Biodata Yui

Biodata:
Nama: YUI
Nama Asli: Yui Yoshioka
Asal: Fukuoka, Japan
Tanggal Lahir: 26 Maret 1987
Tinggi: 155 cm
Gol Darah: AB
Bintang: Aries
Chinese Zodiac: Kelinci
Tinggi Badan: 155 cm
Hobi: Main gitar akustik, Nonton film, Membaca, Bulu tangkis
Tempat Favorit: pantai Shingu, Laut Niimiya Share